Senin, 25 September 2023

Mengapa banyak anak kecil jenius yang gagal ketika dewasa?

 


Untuk menjawab mengapa, maka bisa melihat secara case by case supaya tidak salah mengambil kesimpulan. Namun, untuk menerangkan kata "banyak" itu memerlukan sampel yang memadai agar kesimpulan valid dan tidak jadi generalisir. Lalu tentang kegagalan bisa menjadi sebuah arti yang perlu kita definisikan lagi agar sama diantara kita, belum lagi perlu variabel sebagai ukuran, setiap orang punya ukuran yang berbeda tentang kegagalan. Jadi pertanyaan ini kita fokuskan saja pada case seseorang agar lebih mudah diikuti.



Ada case tentang seseorang yang pernah mendapatkan label "anak ajaib" atau "si jenius gagal". Dengan demikian kita dapat melihat perjalanan utuh seorang anak jenius untuk menjawab secara adil pertanyaan ini. Meskipun pembaca sendiri yang akan menyimpulkan apakah ia termasuk gagal atau tidak.

Namanya adalah Kim Ung Yong dari Korea selatan. Lahir pada 7 Maret 1962. Ayahnya Kim Soo-Sun, adalah seorang profesor fisika dan ibunya Yoo Myeong-Hyeon, adalah seorang profesor kedokteran. Menurut sumber yang saya baca mengajar di Universitas Nasional Seoul.

Kemunculan "si anak ajaib"

Keajaibannya dimulai ketika usianya menginjak satu tahun, Kim sudah menguasai alfabet Korea. Di usia tersebut ia juga sudah menguasai lebih dari 1.000 karakter Tiongkok.

Berlanjut pada usia tiga tahun, Kim sudah memecahkan masalah kalkulus. Kebayang nggak? 😅. Soal matematika rumit bisa diselesaikan dengan cepat di usia PAUD.

Pada usia empat tahun Kim mampu membaca dan menulis bahasa Jepang dan Inggris. Ia juga telah menghafal seluruh ensiklopedia dalam bahasa Korea. Yang mengejutkan lagi, Kim yang saat itu dengan bantuan orang tuanya menerbitkan sebuah buku esai, kaligrafi, dan ilustrasi dengan ketebalan 247 halaman. Buku yang diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Jerman.

Sampai usia lima tahunnya, Kim sudah menguasai lima bahasa asing. Fasih dalam lima bahasa yaitu Korea, Jepang, Inggris, Jerman, dan Prancis. Saat itu ia juga mengikuti kelas fisika di Universitas Hanyang.

Test IQ oleh Mensa Internasional dan kiprahnya ke dunia internasional

Kim terkenal karena kecerdasannya yang luar biasa dan torehannya saat memecahkan rekor dalam tes IQ yang diselenggarakan oleh Mensa International. Saat itu usianya empat tahun, ia mencetak angka 210 pada tes IQ yang dirancang untuk anak berusia tujuh tahun.

Hal ini sangat mengesankan dan memperoleh sematan sebagai IQ tertinggi di dunia menurut Guinness Book of World Records (lalu rekor dipecahkan oleh Marilyn vos Savant tidak lama kemudian).

Lebih terkenal setelah tampil di TV Jepang dan memperoleh tawaran NASA

Kim Ung-yong, yang saat itu memecahkan persamaan diferensial di acara TV Fuji Jepang pada tahun 1969.

Reputasinya makin berkembang ketika ia unjuk gigi dalam kemampuannya tentang matematika di televisi Jepang. Saat itu Kim sedang berusia lima tahun. Tampil di Fuji TV, Kim memecahkan masalah kalkulus diferensial dan integral yang kompleks. Penonton menjadi takjub.

Kemudian usia delapan tahun organisasi NASA tertarik dengan kecerdasannya dan merekrutnya. Akhirnya Kim ditarik oleh badan antariksa tersebut menjadi peneliti NASA.

Perjalanan hidupnya selama satu dekade yang menjadi titik balik hidupnya

Setelah direkrut oleh organisasi paling terkenal di dunia tersebut, Kim bekerja untuk NASA selama sekitar satu dekade. Tentu ia selalu dikagumi oleh rekan-rekannya dengan daya ingatnya yang super dan kemampuannya memecahkan masalah matematika yang kompleks.

Namun ia menyadari sesuatu, bekerja di NASA bukanlah hal yang ia harapkan. Menjalani kehidupan sosial ternyata bukan hal yang mudah dan sangat melelahkan. Kim merasa kesepian dan terisolasi. Tak ada teman sebaya selain orang dewasa yang bekerja bersamanya, yang lebih tua sudah terlalu sibuk tak mungkin bermain atau bersosialisasi dengannya.

Meski belum remaja, dia sudah melalui hidup dengan bekerja sangat keras dan memberikan banyak kontribusi berharga bagi organisasi. Pada akhirnya, Kim menjadi kecewa dengan pekerjaannya. Ia merasa bahwa penelitiannya digunakan untuk tujuan yang ia kurang sepakati dalam visi hidupnya dan ketidakpuasan akan kurangnya penghargaan untuk kerja keras terhadap ide-idenya. Ia tidak merasa bahagia, kehidupan orang dewasa ternyata tidak 'semenyenangkan' itu.

Dari sinilah ia membuat sebuah keputusan besar yaitu untuk kembali ke Korea Selatan pada tahun 1978 dan menyelesaikan sekolahnya. Dia menyelesaikan semua studi yang diperlukan dan memperoleh gelar kesetaraan sekolah menengah atas hanya dalam dua tahun. Setelah itu, ia mendaftar di universitas regional untuk belajar teknik sipil.

Menjalani hidup sebagai jenius gagal

Banyak nyiyiran seperti kritik dan ungkapan skeptis menghujam setiap harinya. Karena kepergiannya dari NASA dianggap menyia-nyiakan bakat yang ia miliki. Bahkan meski sudah banyak prestasi di masa lalu tidak menghilangkan kritik yang harus ia terima sepanjang hidupnya.

Pilihannya jatuh pada dunia teknik sipil

Setelah ia menimbang, jalan apa yang akan ia tempuh. Ia memilih mengabdikan waktunya untuk dunia teknik sipil. Bahkan ketika mendapatkan tawaranpun diperoleh secara diam-diam. Agar tidak menyulut ocehan orang lain tentang 'kegagalannya' dimasa lalu. Diam-diam Kim menyelesaikan Ph.D., lalu mendapat tawaran posisi di sebuah perusahaan Korea bernama Chungbuk Development, bekerja sebagai manajer menengah.

Pada tahun 2007, ia bekerja sebagai staf pengajar tambahan di Universitas Nasional Chungbuk. Kemudian tahun 2014, Kim akhirnya dapat mewujudkan impiannya semenjak kecil untuk menjadi seorang profesor seperti orang tuanya.

Akhirnya setelah meninggalkan Chungbuk Development, ia bergabung dengan staf Universitas Shinhan sebagai profesor madya di usia matang 51 tahun.

Wawancara tentang pilihan hidupnya

Setelah berbagai kesulitan yang tak nampak dari luar. Ia mulai berani menceritakan kepada media yang sempat menanyakan kabarnya. Dengan sumringah Kim berkata “Saya akan mengabdikan diri untuk mengajar generasi berikutnya.” dan seolah berusaha memberitahu bahwa ia mencoba memberi tahu orang-orang jika ia bahagia apa adanya.

Kepada media ia mengatakan sedang berada di puncak kebahagiaan dalam hidup. (Wawancara oleh Hwang Jurie/The Korea Herald)

Dilansir oleh Forbes & Business Insider, kekayaan bersih Kim Ung-yong mencapai $5 Juta. Kemungkinan juga masih lajang hingga tahun 2023 ini karena tidak ada data tentang pertunangan atau sedang dekat dengan seseorang. Kim sendiri termasuk Insinyur Sipil terpopuler. Juga masuk dalam daftar elit orang terkenal yang lahir di Korea Selatan.

Jadi apakah ia masih gagal? Dia hanya memilih jalan yang tak biasa. Keputusan hidup yang tak sama seperti ekspektasi dan bayangan orang lain tentang seharusnya seperti apa seseorang yang jenius itu. Kim memilih bahagia dan apa adanya.

Saya sendiri harus mengakui Kim sangatlah kuat untuk ukuran seorang anak dalam melewati hari-harinya. Ia tetap memiliki energi optimis meski memperoleh kritikan setiap hari. Ia melewati hari-hari dengan label jenius gagal pada dirinya. Ia tetap menjalani hari-hari biasa menjadi seseorang biasa dengan memilih pengabdian hidupnya sendiri. Jauh dari ekspektasi banyak orang tentang label orang jenius. Sebuah fakta jika ternyata menjadi jenius lebih dini berpotensi atau juga rentan mendapatkan eksploitasi dari siapapun yang berkepentingan terhadap kejeniusannya.