Jumat, 05 Januari 2024

Apa benar Charlie Chaplin pernah ke Indonesia dan ke kota mana saja beliau berkunjung?



Chaplin at Garoet, tapi tidak ber make up dan tidak berkumis khas Hitler.


Pernah, salah satunya ke garut tahun 1930an. Kali ini saya akan fokus cerita beliau di Garut. Katanya sampai 2 kali ke Garut. Tempat yang lain yang pernah di datangi ada diantaranya Jakarta, Jawa tengah (Borobudur), Yogyakarta (Prambanan), Surabaya dan Bali.

Dulu orang eropa menyebut Garut adalah Swiss van Java. Julukan 'Swiss van Java' disematkan oleh wisatawan Eropa yang berkunjung ke Kabupaten Garut sejak abad ke-19 karena dianggap memiliki keindahan alam serta iklim cuaca suasana yang sejuk seperti di Swiss.

Chaplin ke Garut bersama kakaknya, Sydney Chaplin dan krunya. Mereka melakukan perjalanan ke Garut pada 30 Maret 1932 dengan menggunakan kereta api dari Bandung. Jarak yang ditempuh untuk sampai ke Stasiun Cibatu berkisar 75 km dengan lama perjalanan 190 menit.

Potret Charlie Chaplin setibanya di stasiun di Garut. (Archief Ernst Drissen/Hertogenbosch). Masyarakat meminta foto bareng begitu Chaplin turun dari kereta.

Charlie Chaplin sempat menginap di Hotel villa Dolce dan Hotel Ngamplang. Juga sempat main ke telaga Situ Bagendit dan Situ Cangkuang.

Pada tahun 1947-an, kedua hotel itu musnah dibakar penduduk. Sisanya, Hotel Dolce, kini jadi kantor Kodim. Sedang Hotel Ngamplang katanya menjadi area golf.

Panorama alam yang indah dari Grand Hotel Ngamplang, Garut.

Kala itu Pemerintah kolonial Hindia Belanda memang menarik para wisatawan Eropa untuk mampir dan berwisata di sana.

Foto-foto diatas juga menjadi ilustrasi untuk kartu pos. Yang ada tag line pada foto.


Situ Bagendit di antara penduduk lokal tahun 1930-an.


Chaplin suka dengan Panorama alam Garut. Termasuk singgah menjejaki gunung Papandayan juga. Maka tak heran, ternyata sebutan Swiss Van Java ini mahsyur bermula dari sang superstar ini. Bagi Chaplin, garut adalah destinasi eksotis yang ia sukai.

Tambahan,

Pengalaman Chaplin yang paling mengena baginya adalah tentang guling. Ia baru tahu fungsi guling tersebut saat di Garut. Sebagai istri pengganti kalau tak ada yang dipeluk saat tidur.

"Di sinilah saya menemukan pengalaman pertama saya dengan seorang "istri Belanda" yang kalau anda tinggal terlalu lama di daerah tropis anda akan sangat memerlukannya," tulis Chaplin.

Begitulah Chaplin menjelaskan fungsi guling yang menurutnya punya sifat menenangkan ketika dipeluk dan ditempatkan di antara kedua paha. Ia juga sempat tertawa saat pertama kali mengetahui fungsi asli guling yang menjadi teman tidurnya itu. Tak hanya Chaplin, karena Sydney juga merasakan pengalamannya yang sama.

Sampai-sampai Robert Gellert seorang ilustrator, turut menyertakan guling untuk artikel pada media cetak tentang pembahasan perjalanan plesiran sang komedian terbesar abad itu.

Chaplin bertemu dengan Sultan Pontianak.

Sumber


Saya membahas Caplin yang biasa pakai kumis gaya Hitler tapi bukan Hitler ya gaes.. bukan konspirasi yang ini 😂🤣🤣

Wkkkk baru tahu saya ada beginian.. Hitler dan Garut😂😂😂

Jumat, 5 Januari 2024

Catatan Kaki