Izin menjawab. Cukup banyak seragam dari kontingen negara partisipan yang menurut saya memang sudah mencuri perhatian dari awal sebelum ajang ini dimulai. Beberapa seragam yang menawan diantaranya.
Mongolia
Desain mereka diciptakan oleh Michel&Amazonka yang berkantor di Ulaanbaatar. Merek ini sudah membuat rancangan ini untuk kedua kalinya berturut turut bagi tim Olimpiade negara ini.
Memang mengesankan, vibesnya seperti Pendekar Pemanah Rajawali yaitu Kwee Cheng dan Oey Yong. Desain ini memadukan budaya Mongolia dan elemen konvensional, dengan siluet kontemporer serta memadukan pakaian haute couture yang siap pakai. Jadi ready to wear tapi haute cauture. Secepat apa mereka mempersiapkannya, karena busana haute couture tidak pernah selalu sederhana, selalu kaya tehnik dengan beragam aplikasi. Pastinya makan waktu.
Fantastis, sangat matang.
Saat dipecah wardrobenya asesorisnya pun nyeni banget. Haute cauture yang dibuat ready to wear, amazing.
Taiwan
Desain ini dirancang oleh Justin Chou, pendiri merek pakaian avant garde JUST IN XX. Sebelumnya, Justin juga sukses merancang untuk Olimpiade Tokyo 2020. Kerennya desain ini bertujuan sustainable, melibatkan pengrajin lokal. Jadi pada asesoris ikat pinggang dan bagian atas sepatu dibuat oleh Pengrajin Yan Yu-Ying dengan kain tenun serat pisang.
Untuk pin kerah dibuat oleh pengrajin bunga Lin Pei-Ying, terbuat dari bunga nasional Taiwan, plum dan bunga kanola, yang sebagai yaah seperti benda keberuntungan tradisional bagi para atlet.
Chou mengubah karya seni “Mountain Range of Taiwan” karya seniman Taiwan Paul Chiang menjadi kain cetak yang indah untuk jas, untuk warna gelombang biru mewakili keindahan alam lanskap Taiwan.
Vibesnya seperti grubnya Dao Ming Tse F4, Meteor Garden. Bener nggak ya namanya, saya nggak pernah nonton :D, ost nya You Know Me So well 🎶 cenat cenut cenat cenut.
Nah ini video tentang seragam dari Taiwan bagaimana proses menciptakannya yang wah filosofisnya.
Filipina
Rancangan untuk seragam Filipina diciptakan oleh Francis Libiran. Ia terinspirasi dari tato Suku Pintados yang agung dan sinar matahari yang kuat. Seperti halnya Suku Pintados, para atlet Filipina bagi mereka merupakan pahlawan pemberani yang siap bertempur. Namanya Barong 'Sinag'.
Tangguh seperti matahari, orang Filipina bangkit dan bersinar menghadapi tantangan hidup. Filipina merayakan 100 tahun keikutsertaan mereka dalam olimpiade.
Simple dan elegan. Kerahnya dengan bordir yang halus. Simbol pada busana ini ter highlight dengan baik. Kita langsung bisa mencermati mereka seperti prajurit yang siap tempur. Seperti memakai armor dengan style yang modern.
Indonesia
Pertama lihat wah, seperti heritage, simple dan elegan, ternyata bisa dibawa ke Olimpiade. Sesuai juga dengan trend fashion 2023–2024. Pemilihan desain ini pas dengan pertama kalinya hari kebaya nasional diselenggarakan tahun ini, meski Keppres keluar pada tahun lalu. Pemerintah resmi menetapkan 24 Juli sebagai Hari Kebaya Nasional. Peresmian ini tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional.
Banyak yang belum tahu jika kebaya memiliki pakem dan kebaya diatas memenuhi sebagian besar pakem tersebut kecuali pada bagian pinggang kebawah. Jika yang asli, potongan kebaya agak panjang ke panggul, desain diatas seolah dimasukkan.
Dirancang oleh Didit Hediprasetyo, desain ini terinspirasi sosok Raden Saleh, pelukis pionir beraliran Romantisme asal Jawa. Yang mana menceritakan perjalanannya dari Jawa Tengah sampai ke istana-istana Eropa pada abad ke-19. Filosofinya mencerminkan kebangkitan bangsa Indonesia di kancah internasional yang kini menghiasi dinding Rijksmuseum dan Louvre. Semoga seharum Raden Saleh, begitu.
Warnanya berani, bold. Kalau dalam palet warna, warna biru mewakili warna dingin dan warna merah mewakili warna hangat. Berseberangan, seperti berlawanan, seperti Ying Yang. Sama sama kuat.
Pada seragam atlet pria terbuat dari washed-out denim, jadi merupakan jaket, nah jaket ini menjelma menjadi setelan jas tradisional khas Jawa atau biasa disebut beskap. Kemudian dipadukan dengam celana panjang berwarna putih. Sedang untuk seragam atlet perempuan, menampilkan atasan potongan kebaya Kutubaru berwarna merah velvet yang dipasangkan dengan jumpsuit putih. Paduan gaya sporty dengan keanggunan yang elegan. Jadi menyambung atas bawah jadi satu, sehingga kita kenal dengan jumpsuit. Saya nggak pernah kebayang kutubaru bisa jadi jumpsuit, sungguh.
Sangat suka dengan list merah putih pada lengan baju, sudah seperti kapten dalam permainan saja. Asesorisnya sangat menarik untuk perhatian internasional, dengan blangkon prianya dan konde untuk perempuannya, desain ini bisa bersanding tidak kalah dengan kontingen negara lain. Tradisionalnya menjadi kekinian.
Edit tambahan busana defile Indonesia dalam Olimpiade dari masa ke masa
Haiti
Artistik.
Haiti menggabungkan elemen-elemen dari busana tradisional mereka, seperti karabela (gaun tradisional dengan renda biasanya) dan pakaian dengan motif Vodou, dalam desain seragam defile.
Busana diatas karya desainer Haiti-Italia Stella Jean, rancangan yang mewakili dan menampilkan keindahan, kekuatan, dan keahlian Haiti. Motif diatas adalah karya pelukis Haiti Philippe Dodard, yang disertakan pada rok A-line, serta celana dan syal pria.
Jadi desain ini juga sustainable. Pada kemeja wanita adalah chambray yang ditenun di Haiti, mewakili tradisi pulau tersebut dalam produksi bahan ini. Kain daur ulang menjadi dasar blazer putih lengan pendek wanita. Jaket biru pria terinspirasi dari pakaian khas di Haiti.
Irlandia
Seragam Irlandia diciptakan oleh desainer Irlandia yang berbasis di New York, Laura Weber (mereknya LW Pearl). Pakaian yang dibuat dengan memadukan gaya tradisional dengan gaya modern, juga menandai peringatan 100 tahun keikutsertaan Irlandia dalam Olimpiade.
Nah terobosan pada seragam ini adalah, pakaian tersebut dibuat dari jenis kain khusus yang disebut taffeta ECO-Hybrid yang dibuat menggunakan kaos daur ulang dan botol plastik.
Pada setiap lengan jaket atlet memiliki sulaman unik, pada jaketnya juga dilengkapi bros shamrock khusus, yang terbuat dari empat daun semanggi yang disulam, yang dipercaya dapat membawa keberuntungan. Seperti anime Black clover.
Perancis
Tahun ini pakaian tim Olimpiade Prancis dirancang oleh mantan editor Vogue Prancis Carine Roitfeld bekerja sama dengan LVMH dan akan dibuat khusus oleh Berluti. Untuk jaketnya menonjolkan warna bendera Prancis, merah, putih, dan biru dengan gaya mengilap khas desainer. Mewah, elegan dan menampilkan otot-otot atlet wanita dengan elegan.
Tambah
Jepang
Desain dari negara Jepang untuk pertama kalinya melabeli jaket, celana, kaus oblong, dan kemeja polo yang bisa menunjukkan jejak karbon. Hal ini ditujukan khususnya untuk upacara podium dan konferensi pers, katanya akan dicetak dengan angka yang menunjukkan jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan selama produksinya.
Misal untuk jaket setelan pemanasan, contoh, angka 8,8 kg setara karbon dioksida akan ditunjukkan. Untuk celana, pengukuran ini turun menjadi 5,5 kg, dijelaskan oleh Makoto Ohori, Direktur Pengembangan Pakaian dan Peralatan Asics
Olimpiade Paris disebut-sebut sebagai acara yang paling berfokus pada pembangunan berkelanjutan dalam sejarah Olimpiade. Jadi kami berpegang pada konsep ini. Dengan menentukan jejak karbon setiap item dan melabelinya pada produk, kami berharap dapat meningkatkan transparansi dan meningkatkan kesadaran lingkungan di kalangan atlet
Terobosan ini menurut saya keren. Produsen peralatan asal Jepang itu juga menjelaskan bahwa mereka telah mengurangi emisi karbon hingga sepertiga untuk produksi pakaian resmi, dibandingkan dengan Olimpiade Tokyo 2020, berkat penggunaan material daur ulang dan ringan secara besar-besaran, serta menjalankan pabriknya di Jepang dengan sumber energi terbarukan. Waah good👍.
Beberapa negara diatas adalah negara dengan desain yang menurut saya menarik, antara konsep dan bahan untuk eksekusi yang dipakai. Memadukan unsur budaya negara dengan keberlanjutan. Mengangkat budaya saja sudah menjadi unsur keberlanjutan, apalagi bekerjasama dengan seniman lokal, plus masih memanfaatkan limbah atau daur ulang.
Nah yang lain secara singkat juga saya lampirkan walau tidak semua kontingen negara partisipan.
Malaysia dirancang oleh Rizman Ruzaini
Korea Selatan dirancang oleh Musinsa Standard
Turki dirancang oleh Vakko
Thailand dari toko Songsamai
Setelah dikritik mirip baju pejabat daerah atau pegawai hotel, lalu pemerintah menyesuaikan ke desain Grand Sport seperti dibawah ini.
China
Dikritik ketinggalan zaman dan seksis
India dirancang oleh Tarun Tahiliani
USA dirancang oleh Ralph Lauren
Australia
Spanyol dirancang oleh JOMA
Inggris dirancang oleh Ben Sherman
Meksiko dirancang oleh Men's Fashion
Republik Ceko dirancang oleh ALPINE PRO dan Jan Cerny
Mesir dirancang oleh Concrete
Jerman dirancang oleh Adidas
Nigeria dirancang oleh Actively Black
Tidak semua busana menerima pujian ada juga yang menerima kritik, terutama dari masyarakat asal negara mereka, misal dari Cina dan Thailand.
*mohon maaf bila ada kesalahan pada pengetikkan nama atau lampiran foto
Sumber diolah dari pinterest dan google