Salah satunya karena Identity confusion. Kebingungan identitas.
Berita ini masih fresh tadi malam. Saya tidak menyangka proses saat terjadi t4wur4nnya dibuat live secara instagram. Tetep eksis ya 😶 dan meriah pakai petasan. Tawuran antar geng yang erat hubungannya dengan geng motor.
Saya memiliki seorang teman yang kebetulan mantan anggota geng motor Bandung. Dia dulu bagian dokumentasinya. Tukang poto dan videonya gitu. Dia cukup cakap menjelaskan pemetaan geng-geng motor di Bandung dan level-levelnya.
Karena menyangkut nama-nama orang terkenal jadi tak perlu saya sebut namanya ya. Misalnya salah satu grub band yang vokalisnya disukai banyak orang, walau terkena skandal video pemersatu ***, beliau tetap dihati pendengar. Mereka termasuk level geng yang besar. Jadi sekali taruhan, taruhannya nilainya fantastis (hingga ratusan juta). Tapi katanya itu dulu, kalau sekarang sudah bapack-bapack saya tidak menanyakan gimana kelanjutan eksistensinya. Cuman bahasan sambil lalu saja soalnya.
Saya mengutip melalui
Medio awal tahun 60-an aksi geng meresahkan, menggunakan senjata tajam hingga melakukan keonaran seperti kasus yang pertama kali muncul dengan m3nusuk tukang bakso yang sedang berjualan dan memb4c0k salah satu anak geng di depan kolam renang Tirtamerta Citarum.
Seorang anak remaja seringkali akan mengalami identity confusion.
Yaitu masalah yang dapat berupa, tidak mendapatkan dukungan dari keluarga maupun komunitas lingkungannya misal sekolah atau pergaulan. Tidak memiliki kedekatan hubungan yang positif, kurangnya konsentrasi dalam mengerjakan suatu hal, dan lain-lain.
Saya merasa ikut prihatin. Adek-adek kita ini melampiaskan lewat kegiatan yang impulsif seperti ini. Mereka yang biasanya dalam lingkungan keluarga tidak mendapatkan kesempatan (baik waktu dan kemampuan komunikasi) untuk berdiskusi dengan orang tuanya. Mereka sebenarnya diabaikan dengan dalih dibiarkan memilih jalan hidupnya sendiri, dibiarkan memiliki prinsip hidupnya sendiri. Orang tuanya bisa jadi memang sibuk dan tidak menyempatkan diri meng-up grade diri untuk mengerti tantangan anak zaman sekarang.
Motivasi saat masih remaja masih hangat-hangatnya atau tinggi-tingginya dalam meraih cita-citanya. Usia ini cenderung akan mengikuti orang yang mendekatinya. Kalau yang mendekatinya mengajak tawuran ia akan berangkat. Kalau yang mengajak pengajian, ia pun juga tak keberatan. Kesamaan kedua hal ini adalah diajak teman.
Yang kasian kalau mereka dianggap baik-baik saja. Tidak tahu kendala apa yang dialami, misal tersisihkan, terbully, tidak diterima lingkungan. Padahal itu saat-saat rentan. Akhirnya mereka akan mengikuti arus (crowd) dalam arti didikte hidupnya oleh temannya, akibatnya semakin tidak terkendali dan menarik diri (withdrawal) dari keluarga. Ternyata si anak tambah aneh atau ekstrem.
Jalan penyelamatan dari keluarga adalah dengan membangun komunikasi yang baik dan mengalihkan si anak untuk melakukan kegiatan produktif. Point kritisnya adalah membantu mereka melewati fase ini. Pembentukan identitas apabila masih dalam kadar yang sewajarnya jika dapat dilewati dengan baik, maka nantinya ia akan memiliki keyakinan yang kuat dan berperilaku yang seharusnya. Pribadinya mampu percaya pada orang-orang yang membantunya berkembang, juga percaya atas apa yang dipilihnya. Jadilah pribadi yang sangat positif sebagaimana wajarnya.
Jika tak memiliki teman, carikan teman, ada banyak sekali klub hobi yang positif. Intinya mereka ingin ada teman mengobrol dan bersuka hati. Kek macem perkumpulan hobi dibawah ini hehehehe.
Catatan Kaki