Biasanya yang disebut dengan poliglot adalah yang menguasai dan berbahasa lancar lebih dari lima bahasa. Jadi tak sekedar tahu, namun bisa memahami, menulis dan berbicara dengan cepat lancar.
Lahir pada 10 April 1877 – 8 Februari 1952. Raden Mas Panji Sosrokartono adalah seorang wartawan perang, penerjemah, guru, hingga ahli bahasa termasuk ahli sastra Jawa.
Anak keempat dari R.M. Ario Sosrodiningrat dan kakak kandung Kartini yang menjadi inspirator Kartini dalam membicarakan emansipasi wanita. Ya, kakak Kartini ini juga gemar sekali menulis berbagai pengalamannya dan apapun yang dipikirkannya seperti Kartini.
Beberapa kali menempuh pendidikan. Salah satunya dikenal sebagai mahasiswa pertama yang meneruskan pendidikan ke Belanda, lulus dengan Doctorandus in de Oostersche Talen dari Universitas Leiden dengan predikat summa cumlaude. Sekaligus menjadi simbol kebangkitan kaum intelektual bagi masyarakat Jawa.
Beberapa catatan kiprahnya
Saat menjadi wartawan perang
Tercatat beliau menguasai 24 atau lebih (dalam sumber lain) bahasa asing dan 10 bahasa atau lebih (dalam sumber lain) daerah di Nusantara.
Beberapa diantaranya.
- Belanda
- Prancis
- Inggris
- Jerman
- India
- Mandarin
- Jepang
- Arab
- Sansekerta
- Rusia
- Yunani (Grik)
- Latin
- Spanyol
- Basken (Basque), suatu suku bangsa Spanyol
- Melayu
- Beberapa bahasa daerah di Nusantara seperti Jawa, Sunda dll
Sebelum menjadi wartawan Perang Dunia I pada tahun 1914 pada media ternama Amerika, The New York Herald Tribune. Ia sempat diuji untuk menerjemahkan artikel berbahasa Inggris, Rusia, dan Prancis.
Nah, saat Perang Dunia I hampir berakhir dan sedang mengadakan perundingan perdamaian. Lokasi harus steril tidak boleh ada wartawan atau orang tidak berkepentingan dalam jarak radius 1 km. Juga harus dirahasiakan isinya tidak boleh disiarkan tanpa izin resmi. Namun, The New York Herald Tribune berhasil untuk menyiarkan hasil perundingan ini karena ada wartawan bintang tiga. Kode milik koresponden Raden Mas Panji Sosrokartono.
Menjadi kepala penerjemah
Tahun 1919-1921, Raden Mas Panji Sosrokartono menjadi putra asli Indonesia yang mampu menjabat sebagai Kepala penerjemah untuk semua bahasa yang digunakan di Liga Bangsa-Bangsa. Liga Bangsa-Bangsa kemudian berubah nama menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 1921. Saat itu beliau mengalahkan ahli bahasa dari seluruh dunia dan mendapatkan posisi ini.
Sahabat karib Bung Karno
Kedekatannya dengan Bung Karno saat itu menjadikannya disebut oleh Bung Karno sebagai sahabat karib. Keaktifan keterlibatan dalam gerakan kemerdekaan Indonesia memberikan pengaruh bagi banyak tokoh Indonesia lainnya. Sehingga sering dianggap guru oleh para tokoh lain.
Misal oleh pak Harto sering mengutip kalimat beliau yaitu
Sugih tanpa bandha, digdaya tanpa aji, nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake”
Artinya “Kaya tanpa harta, berdaya tanpa ajian, menyerang tanpa pasukan, dan menang tanpa menghinakan”.
Salah satu tokoh Pers di Indonesia
Dokumentasi saat wartawan menabur bunga di Makam Raden Mas Panji Sosrokartono ketika memperingati Hari Pers Nasional (HPN) yang berkokasi di Makam Sedo Mukti, Kaliputu, Kudus, 9 Februari 2017.
Pada pidatonya saat menghadiri acara kongres bahasa ke-25 di Belanda tahun 1899, Raden Mas Panji Sosrokartono sempat meminta pemerintah Belanda memberikan pengajaran bahasa Belanda kepada rakyat Indonesia sebagai pembuka pengetahuan. Hal ini diungkapkan sebagai bentuk kesetaraan hak.
Diabadikan Dalam film Kartini 2017, diperankan oleh Reza Rahardian
Pemerintah Belanda dulunya selalu menawarkan Raden Mas Panji Sosrokartono berbagai posisi strategis, namun beliau menolak, sehingga di cap sebagai pemberontak dan diawasi dengan ketat oleh Belanda.
Di akhir hayat beliau hidup membujang. Kalimat mutiara dari beliau yang terkenal adalah
Trimah mawi pasrah. Sepi pamrih, tebih ajrih, Langgeng, Tanpo susah, Tanpo seneng, Anteng mantheng, Sugeng jeneng’’.
Artinya, menerima penuh apa pun dengan penyerahan diri, sepi tiada pamrih, jauh dari rasa takut, abadi. Tanpa duka tanpa suka. Tenang sungguh-sungguh, maka akan selamat sentosa.
Sumber
Catatan Kaki