Kamis, 07 Desember 2023

Apa saja keahlian yang dibutuhkan setiap wanita?


Minimal keahlian sehari-hari, mengelola rutinitas dengan efisien. Sebenarnya masih tetap sama dari dulu sampai sekarang terkait keahlian sehari-hari. Namun sekarang lebih kompleks bedanya, karena tuntutan modernitas, waktu berjalan cepat, semua mengarah lebih spesifik.

Kalau dulu ada sekolah kepandaian putri. Lumayan kan sehingga tidak sedikit-sedikit mager. Sekolah Kepandaian Putri (SKP) sendiri merupakan sekolah menengah pertama yang bersifat kejuruan. Sekolah ini memiliki tujuan untuk memberikan keterampilan sebagai bekal jika nanti hidup dalam rumah tangga. Pendidikan di Sekolah Kepandaian Putri (SKP) ditempuh selama 4 tahun. Jadi lulus bisa juga berwirausaha dari ilmu yang diperoleh.


Sekolah Kepandaian Poetri, tahun 1945–1949 di Jakarta.

Belajar memasak dengan aneka bahan dan teknik. Juga mendapat pelajaran ilmu gizi. Termasuk merawat peralatan dan memeliharanya. Juga mengatur segala perabot juga. Kalau sekarang belajarnya ke Marie Kondo.


Keahlian tangan untuk melatih kesabaran dan motorik halus. Dulu pabrik belum seperti sekarang, termasuk bahan pakaian belum banyak terbantu dengan bahan polyester yang jadi bahan campuran seperti sekarang sehingga lebih terjangkau. Apalagi fast fashion. Dulu, hampir semua nenek/kakek dan ibu kita bisa menjahit. Karena keterbatasan keadaan. Boros jika harus menjahitkan juga. Lebih murah hasil karya sendiri.

Namun, tidak seperti jaman dulu, sekarang, area ini beralih menjadi sebuah profesi khusus yang memerlukan ilmu lebih lanjut tidak sekedar bisa menjahit. Jauh banyak kemajuan karena masuk ke ranah bisnis hulu dan hilirnya.


Sehat fisiknya karena jam istirahat dipakai bermain. Mainnya olahraga setiap harinya. Jadi belum terjajah nonton Drakor, enggak tahu Lee Dong Wook atau Jo In Sung.


Sedikit gambaran kurikulum guru kala itu untuk mengajar


Sekolah Kepandaian Putri melakukan penyerahan ijazah di Pegangsaan Timur Jakarta, menyelenggarakan acara "Penyerahan ijazah".


Video SKP Makasar 1947. Saat tamu bule-bule mencoba menu masakan para siswi hasil dari praktik memasak. Gurunya ada yang bule juga.


Jacoba Maria Eggink, guru kerajinan tangan (berdiri, kedua dari kiri) dan sebagian murid Sekolah Kepandaian Putri, di Yogyakarta, tahun 1938. Sumber Foto KITLV Leiden


Sekolah Kepandaian Putri (SKP) memang sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan kewanitaan, sehingga diganti menjadi Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama (SKKP) yang dapat memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut. Jadi ditutupnya sekolah ini menurut sebagian besar ahli adalah untuk beralih kepada pendidikan PKK Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Melalui beberapa penyesuaian tentunya.

Namun, bisa disimak, diatas adalah keahlian dasar sehari-hari seperti memasak dengan mengerti masalah gizi, mengelola rumah hingga merawat segala asetnya, berkreasi dengan banyak pilihan sesuai minat, hingga dapat berkomunikasi dengan baik.

Dengan cikal bakal tersebut sudah banyak memberikan perbaikan kualitas hidup bagi banyak keluarga.

Kamis, 7 Desember 2023

Catatan Kaki