Jumat, 26 Januari 2024

Kenapa jogja menjadi destinasi wisata favorit untuk liburan?


Jika runut waktu kebelakang, liburan ke Jogja sudah dari zaman Hindia Belanda. Terutama pada waktu penghujung tahun 1890an. Karena para turis sendiri jika dari luar negeri seperti Eropa akan turun dulu ke Jogja lalu berkeliling Jawa. Bisa jadi hal inilah yang akhirnya membentuk pola transit.

Daya tarik yang menarik misalnya dengan banyaknya candi seperti Prambanan dan Borobudur, yang kemudian menjadi salah satu agenda 'wajib' untuk dikunjungi. Meskipun beberapa candi sebenarnya terletak di luar vorstenlanden (wilayah kerajaan mandiri Djokjakarta & Soerakarta) yaitu Magelang & Klaten.


Selain ke lokasi candi, ada dua destinasi lainnya yang juga selalu dikunjungi yaitu Watercastle ruin (tamansari) dan sekitar Kraton (Residen huis dan Vanderburg fort saat itu masih menjadi kantor resmi Belanda, sehingga bukan tujuan wisata). Jika hendak melakukan kunjungan ke Kraton diperbolehkan tetapi dengan perjanjian khusus melalui agen perjalanan dan akan ditemui petugas dari kraton (abdi dalem).

Pada jalur perjalanan tersebut para turis akan menuju Jogja melalui kapal laut di Semarang, lalu dilanjutkan dengan kereta api (spoor) melalui Salatiga, lalu Surakarta dan ke Jogja. Atau bisa juga kapal berhenti di Batavia lalu lintas pulau Jawa ke Jogja sejak 1910.

Mungkin ini menjadi sebab hingga kini pun pola kunjungan turis baik luar dan domestik adalah ingin ke Jogja juga, walau sudah menggunakan pesawat dan jalur darat.

Titik yang dulu sering juga disinggahi di Jogja oleh para turis Eropa misal di jalan Ngabean, terdapat toko oleh-oleh untuk orang-orang Eropa. Lalu dapat menginap di Hotel Toegoe atau Hotel Grand di malioboro. Sedangkan untuk souvenir foto, bisa didapatkan di studio foto di timur vredeburg (lodji ketjil) termasuk di studio 3 tingkat milik Kassian Chepas, fotografer resmi Sultan.



Sumber : Facebook Sejarah Jogyakarta

Jumat, 26 Januari 2024

Catatan Kaki