Kalau yang cantik dan diakui popularitas kecantikannya diberitakan sebagai salah satu wanita tercantik di dunia yang muncul pada sampul majalah-majalah Mesir dan media asing pernah ada.
Ia putri yang masa hidupnya masih berdekatan dengan masa kini, seorang putri cantik dari Kerajaan Ottoman. Putri Fatma Neslişah Sultan atau Neslişah Osmanoğlu (lahir 4 Februari 1921). Lahir di distrik Nishantashi, Istambul, Turki.
Gelarnya ketika ia dilahirkan adalah "Devletlu İsmetlû Neslişah Sultan Aliyyetuş'şan Hazratleri " atau Yang Mulia İsmetlu Neslişah Sultan Aliyyetü'ş Şan". Kelahirannya sendiri diumumkan dengan cara menembakkan 121 tembakan meriam dan sebuah koin emas dicetak oleh sultan atas namanya, dan ia menjadi orang terakhir yang tercatat dalam Daftar Dinasti Ottoman.
Keturunan terakhir yang diakui, dari kerajaan Ottoman. Cucu dari Sultan Wahideddin, penguasa Utsmaniyah ke-36 dan terakhir. Namun, kalau paling berkuasa, saya rasa tidak demikian karena dinasti terakhir cukup kurang beruntung.
Foto resmi keluarga pertama Mesir yang ditandatangani tahun 1952–1953. Kiri-Kanan: HRH Pangeran Abbas Hilmi, HIH Putri Neslishah, HRH Putri Ikbal, HRH Regent Abdel Moneim Hilmi (foto milik Pangeran Abbas Hilmi)
Beliau menikah dengan Pangeran Abdel-Moneim Abbas Hilmi, putra Khedive terakhir Mesir, walau naik secara sah namun hanya menjadi urutan ketiga dalam takhta Mesir, Pangeran tersebut dikesampingkan dan Sultan Fuad mengambil alih. Ayah Pangeran tersebut diasingkan secara paksa pada bulan Desember 1914.
Kiprah beliau di Mesir kemudian hari juga berarti bagi negara tersebut karena dikenal sebagai ibu negara Mesir. Dua adik perempuannya juga menikah dengan pangeran Mesir. Kemudian hari Mesir dinyatakan sebagai republik dan keluarga Abdel Moneim terpaksa pensiun dini. Mereka dilupakan secara sosial. Penghapusan monarki di Mesir ini membuat kelas sosialnya tanpa sarana untuk bertahan hidup. Jadi hanya sebentar Putri Neslisah mewakili simbol terakhir kerajaan Mesir.
Putri Neslisah mengalami pengasingan berulang, misal pada tahun 1924, keluarganya dideportasi dari Turki ketika Mustafa Kemal Ataturk yang mendeklarasikan negara Turki sebagai republik.
Dulu beliau di didik di Prancis dengan pengasuh dari Jerman, Putri Neslisah dikenal tak sekadar menjadi gadis sampul yang cantik. Ia juga seorang sukarelawan dari Bulan Sabit Merah, Mubarra (rumah sakit negara), aktif dalam Asosiasi Kesejahteraan Anak dan masyarakat kemanusiaan lainnya di Mesir. Semua yang dilakukannya memberi contoh bagi semua wanita bangsawan di Kairo pada tahun 1940-an dengan pekerjaan amalnya.
Beliau dan suaminya pernah dituduh terlibat dalam konspirasi internasional melawan pemerintah Mesir. Meski demikian ia tetap tak goyah dan tegar. Setelah berbulan-bulan diadili, mereka dibebaskan dan diizinkan meninggalkan Mesir.
Neslişah Sultan yang diasingkan dan digusur dari Mesir kemudian menetap di Prancis bersama suaminya, dan mereka tinggal di Prancis hingga tahun 1963.
Pada tahun 1952, amnesti dikeluarkan untuk beliau sebagai Sultanah dinasti Ottoman di Turki. Neslişah Sultan menetap di Turki pada tahun 1963, mendapatkan kembali kewarganegaraan Turki dan mengambil nama keluarga "Osmanoğlu ".
Lalu suaminya meninggal pada tahun 1980 dan dimakamkan di Kairo dengan izin pemerintah Mesir. Akhirnya beliau pun meninggal dengan tenang pada tanggal 2 April 2012 di vilanya di sisi Bosphorus di dekat Ortakoy.
Terjemahan judul tersebut kurang lebih 'Dinasti telah berakhir sekarang'
Ketika beliau wafat tahun 2012, di Istanbul, pihak berwenang Turki menyelenggarakan pemakaman nasional dan mengakui beliau memiliki garis keturunan yang sama dengan Sultan Mohamed Al-Fatih dan Suleiman Agung, tokoh penting dalam sejarah Ottoman.
Foto diatas pada media Turki berjudul "Sebuah upacara diadakan di Masjid Hamidiye untuk "Neslişah Sultan", anggota tertua keluarga Ottoman."
Pada tradisi Ottoman, penutup Ka'bah ditempatkan di peti mati "Neslişah Sultan" dan Yasin dibacakan sebelum adzan tengah hari. Dalam upacara tersebut di Masjid Yıldız Hamidiye yang dibangun oleh Abdulhamid II pada tahun 1885-1886, salat jenazah "Neslişah Sultan" dilakukan setelah salat zuhur.
Sumber
Senin, 29 Januari 2024
Catatan Kaki