Sabtu, 14 Oktober 2023

Apa saja Mas kawin (mahar) pernikahan yang unik dan tidak biasa?

Salah satu yang menurut saya berkesan adalah kisah cinta Bung Hatta. Mas kawin beliau sangat unik yaitu buku karyanya yang berjudul 'Alam Pikiran Yunani'. Juga pilihan jodohnya yang tidak kalah unik.

"Dan selama Indonesia belum Merdeka, Saya tidak akan menikah". - Bung Hatta

Demikianlah Hatta, menetapkan syarat cinta bagi dirinya sendiri yaitu Indonesia harus merdeka dulu. Beliau adalah seorang pejuang kemerdekaan, salah satu proklamator, ahli ekonomi kerakyatan. Lahir pada 13 Agustus 1902 di Bukit Tinggi dan beliau wafat pada 14 Maret 1980. Orang nya baik misalnya seperti kisah ini.

"Jika Hatta bersama seorang wanita naik mobil dan mogok disuatu tempat terpencil, maka pada esok harinya akan ditemukan Hatta tertidur pulas di satu sisi, dan wanita itu pada sisi yang lain"

Demikian gambaran Bung Karno akan keteguhan bung Hatta terhadap godaan wanita.


Bahkan sebelumnya saat sekolah di Belanda, Hatta pernah dengan sengaja memercikkan tinta pada tangannya untuk membuat alasan agar bisa menolak ajakan dansa gadis-gadis setempat.

Untuk saat lain, teman-temannya mengolok-oloknya dengan mengatur agar Hatta makan malam dengan seorang gadis Polandia yang cantik. Mereka ingin menyaksikan apakah Hatta tergoda atau tidak dengan gadis itu. Makan malampun berlangsung. Usai makan, si gadis pulang ke rumahnya, Hatta pun juga pulang ke rumah. Selesai.

Teman-teman Hatta yang penasaran segera menanyakan hal itu pada gadis tadi. "Dia seperti Pendeta" jawab sang gadis.


Hal-hal yang terjadi sebelum pernikahan.

Proses perkenalannya dulu dibantu oleh presiden pertama, Soekarno. Beliau peduli dengan selalu menanyakan kepada Hatta ingin menikah dengan gadis seperti apa. Supaya nanti bisa dibantu berkomunikasi dengan keluarga calon. Setelah memberikan pilihan, barulah ditindaklanjuti mewakili.

Wanita pilihan itu bernama Siti Rahmiati binti Rachim atau dipanggil Yuke. Kebetulan Soekarno juga sudah mengenal keluarga Rahmi. Beliau adalah anak pertama di keluarganya.

Memang pernah ada cerita Hatta pernah bertunangan dengan seseorang. Ketertarikan beliau karena wanita ini juga seorang pejuang sepertinya. Namanya adalah Anni, anak Tengku Nurdin, seorang pengalih bahasa (Pemerintah Aceh).

Namun, bukan cinta Romantis yang mendasari akan tetapi semangat Nasionalis. Anni adalah aktivis perempuan, pernah menjadi prasaran dalam Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung, meski keduanya bertunangan namun tidak berlanjut kejenjang pernikahan. Karena Hatta masih dengan sumpahnya, belum menikah jika belum merdeka. Akhirnya, Anni menikah dengan sahabat Soekarno, yaitu Abdul Rachim.

Kemudian Anni memiliki dua anak Rahmi dan Raharty. Ya jadi wanita pilihan Hatta yaitu anak pertama dari mantannya sendiri yaitu Anni. ðŸ˜„🤯

Memang Hatta pertama kali bertemu Rahmi pada pertengahan 1943. Saat itu, ada acara santap malam digelar di rumah Mr Sartono di Jatinegara, Jakarta. Para aktivis politik datang, juga kerabat dan kenalan Sukarno.

Lalu beberapa saat kemudian Soekarno datang ke rumah orang tua Rahmi untuk memerantai dan melamarkan Hatta kepada orang tua Rahmi, beliau datang bersama dr Soeharto. Saat itu orang tua Rahmi kaget didatangi.

"Begini, saya datang mau melamar," kata Soekarno

"Melamar siapa?" Jawab orang tua Rahmi

"Melamar Rahmi."

"Untuk siapa?"

"Untuk teman saya, Hatta."

Tuan rumah terkejut bukan main dengan lamaran yang tiba-tiba ini. Anni membatin, Hatta bukan sosok sembarangan.

“Mas Karno, mengenai lamaran ini, saya harus menanyakan kepada anak saya dulu. Ia berusia 19 tahun, sehingga saya anggap dia sudah dewasa untuk memutuskan jalan hidupnya sendiri.”

Anni masuk ke dalam rumah. "Siapa yang datang, Mam?" ujar Rahmi

"Bung Karno. Dia datang untuk melamar kamu."

"Melamar saya? Mahasiswa sinting mana yang mau melamar saya?"

"Ini bukan mahasiswa. Dia orang baik. Mohammad Hatta."

Raharty nyeletuk, "Jangan mau Yuke, dia sudah tua." Yuke adalah panggilan untuk Rahmi. Raharty adalah adik Rahmi berusia 16 tahun kala itu.

…. Rahmi ragu-ragu dengan lamaran itu. Tak lama dia pun diajak berjumpa Soekarno.

"Oom, saya merasa takut," ujarnya.

"Takut apa?" kata Soekarno.

"Saya ini orang bodoh, dia terlalu pandai."

"Tidak apa-apa. Pokoknya dia orang baik, pemimpin yang baik. Dia sahabat saya yang baik. Kamu tidak akan kecewa sebab Hatta adalah orang yang berbudi luhur dan mempunyai prinsip yang tegas."

Namun akhirnya Rahmi pun menerima lamaran Hatta. Walaupun orang tuanya masih terkaget kaget, namun mereka tetap percaya kepada putri mereka untuk memutuskan hidupnya sendiri.

Mas kawin yang membuat ibundanya Hatta keberatan

Mas kawin berupa buku yang beliau buat menjadi kepusingan untuk ibundanya. Cukup berbeda dengan kelaziman mas kawin saat itu. Terutama yang biasa dilakukan oleh orang Minang. Seperti emas atau seperangkat alat sholat.

Ibundanya protes kepada Hatta.

“Onde, Atta. Apa kata orang nanti?” kata ibunya Siti Shaleha saat mengetahui mas kawin anaknya.

“Orang Minang selalu memberikan mahar kawin uang dan emas. Apa kata orang nanti? Mamak juga ada uang dan emas untuk mahar kawinmu.”

Hatta dengan polos dan tersenyum menjawab

Nilai buku ini lebih dari uang dan emas, Mak” Jawab Hatta, “Silahkan orang berkata apapun, tapi inilah keputusanku.”

Berkali-kali ibu Siti Shaleha membujuk Hatta untuk menyertakan uang dan emas pada mahar kawinnya. Hatta selalu menolak dengan halus.

Buku yang lebih berharga dari emas bagi Hatta

Hatta menulis buku ini ketika beliau sedang diasingkan di Boven Digul dan Banda Neira. Bukan karena tak memiliki harta untuk dijadikan mas kawin. Namun, menurut beliau ada yang juga berharga yaitu Buku Alam Pikiran sendiri yang berisi tentang para filosof Yunani.

Pernikahan dilangsungkan selang dua bulan pasca Proklamasi Kemerdekaan. Pada 18 Nopember 1945 di Villa Megamendung. Villa tersebut pemberian pemerintah militer Jepang kepada Hatta.

Saat mengucapkan akad dan menjadikan buku ini sebagai mahar ada kejadian lucu. Selain penghulu gagap karena hendak menyebut Hatta sebagai doktorandus ataukah wakil presiden, hadirin justru terdiam merasa teralienasi mendengar mas kawin tersebut. Terutama ibu Siti Saleha yang sudah tak bisa berkata apa apa lagi 😂 tak mampu ber word word.


Beliau memenuhi sumpah hatinya tersebut. Saat menikah, selisih usia beliau dengan istrinya terpaut 24 tahun. Ketika beliau di usia 43 tahun tersebut, istrinya saat itu baru berusia 19 tahun.

Buku dan Hatta ibarat kepingan koin selalu bersama dan bersisian. Rahmi tak heran juga bahwa suaminya terkenal di Jepang dengan sebutan Gandhi dari Jawa.

Bukan hanya pintar, Hatta juga merupakan seseorang yang yaa romantis. Saat istrinya hendak melahirkan anak pertama misalnya, ia masuk ke kamar bersalin sambil membawa roti isi buatannya. Hatta juga selalu memberikan tempat di dalam mobil yang bebas dari terpaan sinar matahari saat berpergian dengan Rahmi. Keduanya telah dikaruniai 3 orang anak perempuan yaitu Meutia Farida Hatta, Gemala Rabi'ah Hatta, dan Halida Nuriah Hatta.

"Setiap kesempatan yang kami jalani bersama terasa indah dan berharga, seperti serangkaian permata yang berharga," kata Rahmi.

Sumber juga buku-buku biografi beliau lainnya.

Noer, Deliar. (2012). Mohammad Hatta: Hati Nurani Bangsa. Jakarta: Buku Kompas.

Meutia Farida Hatta. "Seratus Tahun Bung Hatta" (Jakarta. Kompas 2002).

Catatan Kaki