Pernikahan super mewah Ratu Juliana dan Pangeran Bernhard dari dua kerajaan (Belanda dan Lippe-Biesterfeld di Jerman) pada 7 Januari 1937 di Den Haag. (Erich Salomon/Wikimedia)
Ratu Juliana kala itu naik takhta menggantikan ibunya, Ratu Wilhelmina di masa – masa yang sulit. Ratu Kerajaan Belanda ini yang menandatangani kertas – kertas pengakuan kedaulatan Republik Indonesia di Den Haag pada Konfrensi Meja Bundar tahun 1949.
Beliau juga bercerita pernah sebangku kuliah dengan calon raja Yogyakarta, Sultan HB IX. Sepertinya saat itu beliau pernah menjadi sosok yang juga dicintai di Hindia Belanda.
Situasi di aloon - aloon Kota Bandung atau Lapangan Tegallega. Di kota Bandung, perayaan pernikahan Ratu Juliana dirayakan dengan pasar malam dan pesta dansa di Sosciete Concordia.
Foto dari murid sekolah Purwokerto. Ini adalah pawai dalam pesta serentak seluruh Belanda dan Hindia Belanda saat pesta perayaan pernikahan Putri Juliana dan pangeran Bernhard. Diterbitkan dalam album foto 1937. Sekarang kita lihat kegiatan ini seperti karnaval.
Parade yang kemungkinan siswa MOSVIA Magelang. Para peserta parade ini ada yang berjalan kaki memakai kostum ala tokoh pewayangan dan ada pula yang menaiki kereta hias dengan 2 ekor kuda sebagai penariknya.
Gusti Nurul, Putri Mangkunegara VII dari Surakarta menarikan tarian sebagai kado pernikahan Ratu Juliana dan Pangeran Bernhard.
Setelah penampilan Gusti Noeroel pada hari berbahagia itu, Putri Juliana dan Ratu Wilhelmina kerap berkunjung untuk menyaksikan banyak kebudayaan lokal di Hindia Belanda. Mereka "dibuat penasaran" dengan penampilan memukau Gusti Noeroel.
Menurut saya salah satu hal yang mudah terbaca untuk prediksi adalah euforia dalam hajatan ini. Rasa-rasanya semua orang senang dengan hajatan mantu.☺
Catatan Kaki