Memang ada beberapa wanita yang pernah memimpin. Tapi tidak lantas semudah itu mendapat kepercayaan menjadi pemimpin wanita. Bahkan untuk menjaga marwahnya agar lebih disegani ada yang berpenampilan seperti pria dengan janggut palsu. Atribut maskulinitas tersebut meningkatkan efektifitas dalam berkomunikasi sebagai bagian dari gaya kepemimpimpinan yang sedang dijalankan.
Berikut adalah 6 wanita yang memegang kekuasaan di Mesir Kuno bahkan mereka memimpin saat situasi mengalami masa krisis.
Merneith 3000 SM (memerintah sekitar 3000–2890 SM)
Merneith dianggap sebagai firaun wanita pertama dan ratu paling awal yang memerintah sendiri Dinasti I yang tercatat dalam sejarah. Namanya sendiri memiliki arti “Dicintai oleh Neith”, memiliki simbol yang berhubungan dengan dewa Mesir kuno Neith pada prasastinya. Neith yang dimaksudkan adalah Dewi Neith.
Merneith mungkin adalah putri Djer dan mungkin adalah istri kerajaan senior Djet. Juga merupakan ibu dari Den, yang menggantikannya sebagai penguasa dan menjadi walinya selama dinasti pertama. Informasi tentang beliau memang lebih sedikit. Keadaan kerajaan masih baru berdiri.
Simbol tentangnya yang ditemukan adalah tulisan gelar "Ibu Raja" bisa dianggap bukan termasuk raja. Namun namanya ditulis dengan cara yang sama seperti Horus muncul di dalam nama raja-raja dinasti awal. Mungkin juga menunjukkan bahwa dia memiliki peran yang mirip dengan raja. Maka dimasukkan dalam daftar Raja awal-awal.
Sobekneferu atau Neferusobek (memerintah 1777–1773 SM SM)
Sobekneferu atau Neferusobek adalah Firaun pertama Mesir Kuno yang dipastikan dengan bukti sejarah. Arti namanya adalah "kecantikan sobek". Memimpin Dinasti Ke-12 (1985–1773 SM) setelah kematian saudara laki-lakinya, Amenemhat IV, tapi tidak ada bukti tentang ini katanya. Ada dugaan bahwa Musa adalah Amenemhat IV dan Sobekneferu adalah "putri Firaun" yang mengambilnya sebagai anak.
Ia adalah anggota monarki pertama yang namanya berasal dari Sobek, Dewa Buaya, yakni simbol kekuatan Firaun. Ia memerintah Mesir selama hampir 4 tahun (3 tahun, 10 bulan, dan 24 hari). Sobekneferu mendapatkan legitimasi pemerintahannya sebagai pewaris sah dengan memperoleh gelar Horus dari raja Amenemhat III. Ini menunjukkan bahwa raja yang telah meninggal menyetujui pemerintahannya.
Arkeolog menemukan gambar yang merujuk pada Sobekneferu sebagai Horus Perempuan. Sehingga ia perempuan pertama yang memerintah kerajaan Mesir secara mandiri dan mendapatkan gelar resminya. Gelarnya adalah “Sang Horus, Dia Yang Dicintai Re, Dia dari Dua Wanita, Putri yang Kuat, Nyonya Dua Negeri, Elang Emas, Penampilan Abadi, Raja Mesir Atas dan Bawah”.
Masa kepemimpinannya terjadi pemberontakan sipil yang kemudian diikuti periode anarkis. Ia membangun kuil di situs utara Tell Dab’a dan Herakleopolis, serta menyelesaikan kompleks piramida yang dibangun ayahnya di Hawara. Inovasinya dalam memimpin menginspirasi Firaun perempuan selanjutnya, Hatshepsut, yang meneruskan tanda kerajaan sama dengan jenggot palsu.
Hatshepsut (memerintah 1473–1458 SM)
Hatshepsut memiliki arti "perempuan bangsawan mulia terkemuka". Salah satu Firaun tersukses dan terkenal dalam sejarah Mesir nih. Firaun ke-6 dari Dinasti ke-18 (1550–1295 SM).
Ia menikah dengan saudara tirinya Thutmose II dan menjadi ratu mesir di usia 12 tahun. Ayahnya adalah Thutmose I dikenal sangat kharismatik.
Pada masanya kepemimpinannya mengalami kemakmuran dan stabilitas. Ia memerintah lebih lama daripada perempuan penguasa manapun dalam sebuah dinasti asli Mesir.
Ia meminta dan memastikan segala penggambaran dirinya terdapat tanda-tanda tradisional kerajaan dan simbol para Firaun. Yakni penutup kepala Khat yang dihiasi ureaus atau ular kobra yang biasa menghiasi Khat para Firaun, jenggot palsu, dan kilt shendyt.
Saat kepemimpinannya, ia memulai proyek konstruksi ambisius termasuk diantaranya mendirikan kuil agung di Deir el-Bahari yang terletak di Luxor. Ia juga memperluas perdagangan serta meluncurkan pelayaran menuju pesisir timur laut Afrika. Pencapaiannya terkenal akan strategi yang cerdas, pembangunan kerajaan yang pesat, kemakmuran, dan pertumbuhan seni yang luar biasa.
Oh ya Gambar-gambarnya tentang ia tergores. Patung-patungnya hancur berkeping-keping. Kekuasaannya dilihat sebagai ancaman bagi orang-orang yang hadir setelahnya, yakni pria-pria yang secara pribadi dia tempatkan pada posisi kekuasaan.
Ia tak memilik penerus laki-laki. Satu-satunya keturunannya yang diketahui adalah Putri Neferure. Sehingga ia menjadi wali sampai putra tirinya Thutmose III cukup usia mengemban tugas negara.
Nefertiti (memerintah 1338–1336 SM)
Arti Nefertiti adalah "wanita cantik (atau sempurna) telah datang". Ia adalah Ratu Mesir dan Istri Kerajaan Agung (permaisuri utama) Akhenaten, seorang Firaun Mesir. Seorang ratu terkuat di Mesir Kuno. Pengucapan namanya nafratiːta, adalah ibu mertua dan mungkin ibu tiri Firaun Tutankhamun. Dari dinasti ke 18 (1550–1295 SM).
Setelah suaminya meninggal, Nefertiti mungkin juga memerintah sebagai firaun dengan nama Neferneferuaten. Namun, beberapa arkeolog tidak menganggap Nefertiti adalah Neferneferuaten. Jadi ada perbedaan pendapat ini ya.
Keunikan dari ia adalah, Nefertiti adalah istri Akhenaten yang pertama dan paling dicintai (suaminya memiliki total delapan istri). Namun, dia berbeda dari yang lain. Suaminya setia dan terobsesi dengan kecantikannya berapapun usianya, tetep cinta.
Nefertiti sendiri memerintah di samping firaun menjelang dinasti kedelapan belas (sekali lagi hal ini ada perbedaan pendapat yak). Nefertiti merupakan seorang wanita terpelajar, mampu membaca dan menulis hieroglif, itu adalah keterampilan langka saat itu.
Nefertiti menggunakan cartouche untuk namanya sebagaimana raja menggunakan cartouche ganda. Dalam hieroglif Mesir, cartouche adalah simbol berbentuk oval dengan beberapa tanda di dalamnya. Ini menunjukkan bahwa teks yang dilampirkan adalah nama firaun.
Ia juga terkenal karena patungnya, yang ada di Museum Altes di Berlin, Jerman. Patung ini dianggap sebagai contoh seni Mesir yang indah. Sejak beliau dipajang di museum Berlin pada tahun 1920-an. Patung ratu menjadi sangat terkenal di seluruh dunia. Hal ini menyebabkan Nefertiti menjadi salah satu ratu paling dikenal dan cantik di Mesir kuno sebelum Cleopatra.
Tausret atau Tawosret, Twosret (memerintah 1188–1186 SM)
Ia memegang gelar Istri Kerajaan Agung, padahal ia adalah istri kedua. Tausret sendiri memiliki dua dan mungkin tiga tahun pemerintahan yang mandiri, setelah enam tahun pemerintahan Siptah. Nama kerajaannya, Sitre Meryamun, gelarnya “Anak Perempuan Re, Perempuan Ta-merit, Yang dipilih oleh Mut (Dewi Ibu)”. Dari dinasti ke 19 (1295–1186 SM).
Ia ini kalau zaman sekarang baddas mungkin ya. Ia tak melewati proses seperti Hatshepsut dan Nefertiti. Dia naik takhta tanpa dilindungi ayah, suami, atau anak laki-lakinya.
Bahkan Tausret dengan berani berdiri sendiri sebagai penguasa, menghindari identitas rahasia, nama baru, atau maskulinisasi seperti Hatshepsut.
Pemerintahan Firaun Twosret berumur pendek dan berakhir dengan perang saudara. Tidak diketahui apakah dia digulingkan oleh penggantinya Setnakhte, atau meninggal dengan damai. Sejarah Mesir kuno nyaris kehilangan jejak Firaun Twosret. Semua monumen Firaun Twosret dihancurkan dan namanya dihapus dari catatan hieroglif seolah-olah dia tidak pernah ada.
Walau pemerintahannya singkat ia adalah sosok yang kuat dan pemberani dalam mengambil penuh kepemimpinan. Sebenarnya kepemimpinannya stabil, hanya ia terbebani oleh pergolakan politik pada akhir dinasti ke 19.
Seperti yang dilakukan Hatshepsut pada saat itu, dia lebih memilih untuk memilih kebijakan non-perang atau ekspansionis dan melakukan kebijakan konstruktif di wilayah Mesir Kuno. Sayangnya, penerusnya memulai kampanye "damnatio memoriae" untuk menghapusnya dari sejarah resmi Mesir Kuno.
Setelah Tausret, kekuasaan perempuan di Mesir terbengkalai selama seribu tahun. Mesir jatuh ke kerajaan asing, semakin menghalangi otoritas perempuan di Lembah Sungai Nil.
Cleopatra VII (memerintah 51–30 SM)
Dalam bahasa Yunani arti namanya adalah "Kemenangan Sang Ayah". Ia putri dari Ptolemy XII ini. Ia merupakan Firaun aktif terakhir di Mesir Ptolemaic, diawali dengan berbagai kekuasaan bersama saudara-saudara lelakinya yakni Ptolemy XIII dan Ptolemy XIV.
Cleopatra dipaksa melarikan diri ketika Ptolemy XIII mencabut kekuasaannya. Berambisi ingin mengambilnya kembali, ia membentuk tentara bayaran dan mencari dukungan dari pemimpin Romawi, Julius Caesar. Kekuatan prajurit Romawi membantunya mengalahkan sang saudara dan menguasai Mesir, kemudian melahirkan seorang putra untuk Julius Caesar. Sepeninggal sang pemimpin Romawi, Cleopatra menjalin hubungan dengan penerusnya, Marc Anthony.
Sosok perempuan Mesir Kuno paling terkenal ini aslinya berasal dari Macedonia. Ia fasih berbicara dalam berbagai bahasa termasuk diantaranya Aramaik, Mesir, Ethiopic, Yunani, Ibrani, dan Latin. Cleopatra juga seorang diplomat, laksamana, administrator, pujangga dan mempelajari ilmu pengobatan. Bahasa ibunya adalah bahasa Yunani Koine, dan ia adalah penguasa pertama dari dinasti Ptolemaios yang mempelajari bahasa Mesir, konon ia satu-satunya yang dapat membaca huruf hieroglif. Ia memang ahli taktik yang mengerti bagaimana memanipulasi hubungan dengan orang di sekitar untuk kepentingan ambisinya dan Mesir.
Sepeninggal Cleopatra, Mesir dijadikan salah satu provinsi Kekaisaran Romawi. Perubahan status Mesir ini menandai akhir dari Zaman Helenistik yang bermula pada masa pemerintahan Aleksander Agung (336–323 SM).
Jadi dasar mengapa perempuan juga dapat diterima sebagai pemimpin termasuk saat-saat genting dan rumit karena juga pilihan lumayan populer, dari pada membiarkan sosok laki-laki yang kejam memperburuk perseteruan politik yang ada.
Jadi mengandalkan kepemimpinan perempuan adalah bentuk replikasi mitologi dewi yang melindungi dinasti mereka, Isis melindungi putranya Horus dari pamannya yang pembunuh atau Hathor yang melindungi ayahnya Re-Horakhty dari pemberontak.
Seru kali ya.. kalau mereka bisa bangun lagi seperti di film "Night at the Museum" 😊
Cmiiw.
Catatan Kaki