Kamis, 23 November 2023

Haruskah wanita memakai pisau saku sebagai senjata pertahanan diri?

 

Biasanya pertanyaan ini berkaitan dengan keamanan kita sebagai wanita di luar rumah. Kalau zaman sekarang lebih baik memang menghindari kemungkinan-kemungkinan. Walau tidak menjamin juga bebas 100% dari ancaman baik pelecehan atau kekerasan di luar rumah.

Kalau menggunakan alat, misal pisau saku. Malah saya pikir itu lebih maksimal dipakai untuk survival memasak dan keperluan kemah. Bukan untk defence. Karena tidak sembarang alat bisa dipakai untuk menyerang balik orang lain. Asal tusuk untuk melindungi diri, kalau dari pengalaman di Indonesia, korban malah masuk penjara. Apalagi orang yang membawa pisau saku tidak terlatih dan lemah, tidak seperti di film-film yang mudah menusuk orang.

Dulu saya pernah ikut belajar salah satu seni bela diri dan pernah tahu memang ada caranya menyerang titik vital. Tapi menurut saya, saya tidak menyarankan memakai itu. Bisa bikin cacat orang kalau berhasil asal-asalan menyerang. Untuk mereka yang sudah tinggi levelnyapun, tetap tidak sembarangan mempraktikkan ilmu bela diri.

Untuk wanita biasanya selain bisa kalah tenaga kalau melawan, mendingan waktunya dipakai buat kabur secepatnya. Sehingga penting memiliki reflek cepat. Padahal reflek cepat itu juga untuk wanita perlu latihan juga. Kalau saran yang beredar luas menggunakan alat semprot isi merica, tidak terlalu mematikan tapi bisa mengulur waktu.

Menurut saya, pilih jalur jalan yang aman, waktu yang aman dan jangan lewat di tempat asing yang terlalu sepi jangan juga terlalu ramai berdesakan, rawan sekali terjadi pelecehan. Beberapa spot yang perlu di waspadai.

Laporan prosentase dibawah ini dari Indonesia Judicial Research Society.

  1. Tempat umum yang penerangannya jelek. Misal di taman, mall, stadion, pasar dan sejenisnya ya. Sebanyak 62,4 % terjadi pelecehan disini. Faktornya karena infrastukrur kurang mendukung. Tidak ada CCTV misalnya dan lampu juga kurang memadai. Ingat, korban sering kali disalahkan malah. Misal karena pakaiannya, untuk menyudutkan korban.
  2. Terminal dan stasiun. 59,4 % rawan terjadi pelecehan. Terutama ketika berdesakan. Pasang mata sekeliling kalau tiba-tiba ada yang mesum. Kalau mengenakan rok di tempat umum, double lagi dengan celana.
  3. Dikampus dan sekolah. Ini cukup banyak juga ternyata. Survei kemendikbud tahun 2020 kepada para dosen, 77% mengatakan pelecehan juga terjadi dikampus dan 63% nya tidak pernah melaporkan. Hanya sangat sedikit korban yang melaporkan. Ini terjadi baik kepada dosen dan mahasiswa/i nya.
  4. Area tempat tinggal, kerja atau kantor juga bisa memungkinkan mengalami pelecehan dan kekerasan. Namun paling kecil prosentasenya antara 23–29%.

Paling penting adalah waspada dan pilih jalur, waktu dan tempat yang paling aman. Kalau kemalaman, mending menginap di tempat teman jangan nekad kalau punya rasa atau feel tidak enak.

Mungkin kita bisa pinjam baju berduri, dijamin aman ketika berdesakan.

Machine Gun Kelly memakai stelan dari Dolce & Gabbana

Catatan Kaki