Rabu, 05 Maret 2025

Apa benar sepatu hak tinggi di zaman dulu memang dibuat untuk pria?

Betul kak, izin mengulas ya. Siapa yang menyangka jika awalnya sepatu hak tinggi dirancang untuk pria awalnya. Berbeda dengan hari ini, sepatu hak tinggi menjadi icon bagi para wanita. Heels mengalami transformasi dengan berbagai desain.

Namun desain hak tinggi sepatu zaman dulu jangan dibayangkan runcing seperti stiletto wanita ya. Berbeda sperti sekarang yang pada tumpuan hak tersebut memiliki berbagai ukuran dan luas permukaan yang berbeda.


Sepatu hak tinggi sendiri seperti dalam beberapa sumber menyebutkan bermula dari Persia, kalau sekarang kita lebih mengenalnya dengan Iran ya. Saat itu tepatnya Persia dipimpin oleh masa pemerintahan Shah Abbas I sekitar pada tahun 1588-1629. Ia merupakan penunggang kuda, memiliki kebutuhan aktivitas untuk berkudanya. Maka terciptalah sepatu hak tinggi yang memiliki fungsi untuk meningkatkan cengkeraman saat berkuda. Gagah untuk berkuda dan berjalan.

Men in Heels. Sumber foto Wikimedia Commons

Hak tinggi tersebut memberikan permukaan yang lebih luas untuk bersandar. Kemudian penunggang kuda dapat mencengkeram stir dengan lebih baik dan lebih stabil, sangat terasa saat melintasi medan yang tidak rata.

Persian Riding Shoes, 17th century, Bata Shoe Museum, Toronto, Canada. Sumber google art & culture.


Lama kelamaan sepatu hak tinggi menjadi gaya hidup dan menunjukkan status sosial dimasanya. Sepatu hak tinggi ini menjadi simbol status sosial seseorang, terutama bagi para bangsawan dan militer.

Perkembangan bermula saat para bangsawan Eropa bertemu dengan Shah Abbas dan merika takjub dengan sepatu hak tingginya, mereka terkesan dan mulai mengadopsi gaya bersepatu hak tinggi tersebut.

Seorang kurator seni Elizabeth Semmelhack, meyakini gaya ini diadopsi oleh pria Eropa pada abad ke-16 setelah terbentuknya aliansi antara berbagai negara Eropa Barat dan penguasa Persia melawan Ottoman.

Tidak berselang lama sepatu hak tinggi kemudian menjadi tren di kalangan bangsawan Eropa, baik pria maupun wanita. Jadi tak hanya pria saja, wanita pun turut meramaikan. Misal ini.

Perhatikan pose Louis XIV yang memperlihatkan kakinya. Di masa mudanya, ia membuat koreografi dan menampilkan rutinitas baletnya.

Istana Raja Prancis Louis XIV (memerintah 1643-1715) menetapkan cara untuk mengekspresikan hak istimewa politik melalui pakaian yang indah termasuk penggunaan sepatu hak tinggi yang elegan dan dilapisi kulit merah.

Lukisan Pernikahan ala mode, Tak lama setelah pernikahan (adegan kedua dari enam adegan). Pada lukisan tersebut pria dan wanita mengenakan heels.


Seiring dengan perkembangan zaman, yang banyak memakai adalah para wanita. Banyak alasannya mengapa heels selalu eksis dan selalu populer. Bagi para pemakainya mereka merasa badannya menjadi lebih semampai dan anggun. Tentunya menjadi lebih percaya diri. Kalau pria yang memakai bisa dianggap kurang maskulin. Seperti begini.

Sam Smith mengenakan rok dan heels. 

Namun, salah satu jenis sepatu hak yang tahan terhadap anggapan feminisasi adalah sepatu bot koboi. Menjadi statment bahwa heels bukan pinjaman item perempuan.

James Dean mengenakan sepatu bot koboi, foto di sisi kiri: Pinterest, foto di sisi kanan: Vouge Poland .

Siapa sangka kavaleri terbesar berhubungan dengan heels, tentara dan peperangan, sepatu hak tinggi dianggap maskulin di masa itu.

Kalau sekarang lain lagi, pria yang ingin nampak tinggi memakai ganjalan sepatu agar bisa menambah beberapa cm tingginya.

Sumber

Catatan Kaki